Selasa, 26 Februari 2013

HAKIKAT SYAHADATAIN




J
ika Seseorang telah mengucapkan dua kalimat Syahadat maka Islamlah ia. Pada Hakekatnya Manusia terlahir dalam keadaan Muslim namun orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani dan Majusi. Konsep inilah yang membedakan apakah ia seorang Muslim ataukah ia seorang Kafir.
Rasulullah berjuang di Makkah selama kurang lebih 13 tahun untuk menegakkan kalimah inilah “Asyhadu anla ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadur Rasulullah” Aku bersaksi tiada Illah (Tuhan) kecuali Allah SWT dan aku bersaksi bahwa Aku (Muhammad) Rasulullah.
Mayoritas umat Islam mengartikan syahadat sebagai ikrar saja, apabila mereka tahu bahwa syahadat juga mengandung arti sumpah dan janji, serta tahu bahwa akibat sumpah dan janji maka mereka akan benar-benar mengamalkan Islam dan beriman. Iman sebagai dasar dan juga hasil dari pengertian syahadat yang benar.Kalimat syahadat adalah pintu gerbang seseorang menjadi muslim. Ketika seseorang ingin masuk Islam, hal pertama yang dilakukan adalah mengucapkan “Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammaddar rosuulullaah”. Dengan ucapan tersebut ia otomatis sudah menjadi seorang muslim yang memiliki konsekuensi menjalankan syariat Islam. Kalimat ini pulalah yang menentukan seseorang itu husnul khatimah atau su’ul khatimah di akhir hayatnya. Dengan kalimat ini pula pintu syurga terbuka untuknya. Konsep yang terkandung dalam kalimat laa ilaaha illallaah adalah konsep pembebasan manusia dari penghambaan apapun kecuali Allah SWT semata-mata. Manusia menafikkan secara langsung segala bentuk ketuhanan yang ada di alam ini, kecuali hanya Allah SWT. Penolakan tersebut bertujuan untuk membersihkan aqidah dari syubhat ketuhanan dan menegaskan bahwa segala arti dan hakikat ketuhanan itu hanya ada pada Allah.
Kalimat syahadah ini memberikan pemahaman kepada kita dalam memahami dan bersikap bahwa tidak ada pencipta kecuali Allah saja, tiada pemberi rizki selain Allah, tiada pemilik selain Allah, tiada yang dicintai selain Allah, tiada yang ditakuti selain Allah, tiada yang diharapkan selain Allah, tiada yang menghidupkan dan mematikan selain Allah, tiada yang melindungi selain Allah, tiada daya dan kekuatan selain Allah dan tiada yang diagungkan selain Allah. Kemudian pengakuan Muhammad Rasulullah adalah menerima cara menghambakan diri berasal dari Rasulullah SAW sehingga tata cara penghambaan hanya berasal dari tuntunan Allah yang disampaikan kepada rasul-Nya.
Oleh karena itu syahadatain menjadi suatu pondasi dari sebuah metode lengkap yang menjadi asas kehidupan umat muslim. Dengan pondasi ini kehidupan Islami akan dapat ditegakkan. Semakin dalam pemahaman kita terhadap konsep syahadatain dan semakin menyeluruh kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka semakin utuh kehidupan Islami tumbuh dalam masyarakat muslim.
Secara bahasa, “Asyhadu” berarti saya bersaksi. Sedangkan secara istilah syahadat merupakan pernyataan, janji sekaligus sumpah untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya melalui:
1.      Pembenaran dalam hati (tasdiqu bil qolbi)
2.      Dinyatakan dengan lisan (al qaulu bil lisan)
3.      Dibuktikan dengan perbuatan (al ’amalu bil arkan)
Selanjutnya, adalah jenis-jenis Syahadah yang diantaranya terbagi menjadi, Pertama, Syahadah Rububiyah yaitu pengakuan identitas terhadap Allah sebagai pencipta, pemilik, pemelihara dan penguasa, QS. Al A’raf : 172. Kedua, Syahadah Uluhiyah yaitu : pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya supremasi yang boleh disembah dan ditaati, QS. Al A’raf : 54. Ketiga, Syahadah risalah yaitu pengakuan terhadap diri Muhammad SAW sebagai utusan-Nya beliau adalah panutan terbaik bagi manusia, QS. Al Ahzab : 21.

KANDUNGAN SURAT AL IQRO



Kandungan Surat Al- Alaq Ayat 1-5


kandungan al quran
                                          

Kata Iqra (اقرا yang dalam bahasa Indonesia berarti bacalah, Surat al Alaq ini merupakan wahyu pertama Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lewat malaikat Jibril di Gua Hira, wahyu pertama ini tidak secara keseluruhan satu surat langsung dari surat al Alaq, wahyu pertama yang Allah turunkan adalah hanya ayat 1 – 5 dari surat al Alaq.

Kata pertama dari surat al Alaq adalah berbunyi Iqra yang artinya bacalah. Bacalah, perintah Allah kepada nabi Muhammad SAW juga termasuk kepada ummatnya adalah diperintahkan untuk membaca. Tetapi, makna dari kata bacalah atau membaca ini tidak hanya sekedar diterjemahkan dalam makna membaca, tetapi membaca disini tidak hanya membaca

Membaca mempunyai makna sempit dan luas, makna sempitnya adalah memberantas buta huruf hingga mampu membaca dan mengamalkan bacaannya. Karena itu sejarah mencatat sesudah selesai perang Badar kaum musyrikin banyak yang menjadi tawanan. Kemudian mereka minta dibebaskan dengan membayar uang tebusan, tiap orang antara 1-4 ribu dirham, bagi yang tidak mampu membayar diberi peluang mengajar membaca dan menulis dengan mendapat bayaran, tetapi bayaran mereka selama mengajar dipergunakan sebagai tebusan.

Dalam proses pembelajaran, kemampuan membaca dan menulis menjadi pintu gerbang pertama bagi perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Membaca dalam konteks ritual juga berarti ekspresi rasa syukur seorang hamba kepada Tuhan-Nya atas nikmat yang dilimpahkan dengan melaksanakan ibadah seperti shalat, membaca Al Quran, berdoa dan dzikrullah, yang semuanya terkait dengan bacaan dan tulisan. 

Membaca dalam pengertian luas adalah pengkajian ilmu pengetahuan secara intensif, dengan membaca dan mendalami ayat-ayat qauliyyah (teks ayat) maupun  ayat-ayat kauniyyah (alam yang tergelar), sehingga menemukan berbagai manfaat bagi hidup dan kehidupan umat manusia. 

Jadi membaca, dalam artian tidak hanya sekedar seperti kita hanya membaca buku saja, itu masih merupakan makna yang sederhana sekali. Padahal,maksud Allah memerintahkan untuk membaca adalah agar umat manusia benar benar membaca. Implikasi dari Iqro, ummat Islam itu bisa memproduk sesuatu dengan ilmu atau menciptakan suatu penemuan baru dalam ilmu pengetahuan.

Allah memerintahkan untuk membaca, namun obyek yang dibaca tidak disebutkan dalam Al Qur’an. Allah tidak menentukan apa yang harus dibaca. Artinya, bacalah:

1.      Fenomena, ayat kauliyah dan ayat kauniyah Allah yang terdapat di alam semesta ini.
Ayat kauniyah merupakan ayat ayat berupa alam, kita diperintahkan untuk membaca, mempelajari apa yang ada di alam ini yang mana itu semua merupakan ayat kauniyah Allah.
2.      Fenomena (makhluk gaib/sesuatu yang tidak nampak yang tidak bisa dirasakan oleh indra).
fenomena dan nomena tersebut adalah merupakan obyek ilmu pengetahuan, dimana obyek ilmu pengetahuan yaitu seluruh ilmu ilmu yang berasal dari satu sumber yaitu Allah.

Semoga pembaca semua bisa mengambil manfaatnya, dan dapat mengimplementasikan dari makna kata Iqra yang sesungguhnya. Jadi, kita sebagai ummat Islam sudah mengetahui dan memahami bahwa Allah menyuruh kita semua untuk membaca yang tidak hanya sekedar membaca, maka ummat Islam harus menjadi ummat yang cerdas, tidak boleh bodoh dan mudah dibodohin oleh kaum barat. Yang sejatinya ummat Islam adalah lebih unggul dari ummat lain, maka berbanggalah ummat Islam dengan ilmunya jangan malah mengekor budaya barat. Ummat Islam harus mampu seperti ummat Islam terdahulu yang telah berhasil dan sukses membangun peradaban dunia dengan ilmu pengetahuan.